Friday, December 18, 2009

Sembilan Point Penting Pengobar Jihat


Penanggung jawab Syariah Tandzim Al Qaeda di Jazirah Arab, Syekh Al Mujahid Abu Zubair ‘Adil al ‘Abab, Hafizhahullah, merilis ceramah bertajuk “Tidak Shadaqah dan Tidak Jihad”. Pesan audio ini telah diterjemahkan dan dipublish oleh seorang ikhwan di forum Al Tawbah. Berikut point penting ceramah beliau.
 
  1. Wahai saudara Islam! Jika mereka bertanya kepadamu 'apakah jihad itu?' jawablah dengan jelas sebagaimana Nabi yang jujur lagi dipercaya shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab pertanyaan seorang sahabat yang mulia, "Hijrah apa yang afdhal?" Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Jihad". Sahabat itu bertanya, "Apakah jihad itu?" beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Engkau perangi orang-orang kafir jika Engkau jumpai mereka." Sahabat itu bertanya kembali, "Jihad apa yang afdhal?" Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "orang yang kudanya terluka dan darahnya mengalir." (HR. Imam Ahmad), sedangkan imam yang empat sepakat bahwa jihad adalah perang dan membantu peperangan untuk meninggikan kalimat Allah)
  2. Wahai saudara Islam! Kobarkan semangat berperang! Karena sesungguhnya perang adalah fardhu 'ain yang paling membutuhkan pengorbanan menurut kesepakatan 'ulama', fuqaha', muhadditsin dan mufassirin. Hukum perang seperti hukum shalat, puasa dan haji. Bahkan dinukil dari Imam ad-Dusuqi dalam hasyiyahnya bahwa perang di utamakan terhadap haji. Sehingga orang yang meniggalkan perang berdosa besar. Sebagaimana dikatakan Ibnu Hajar al-Haitsami dalam kitabnya 'az-Zawajir'.
  3. Wahai saudara Islam! Di mana keterbetikkan jiwa ini terhadap jihad? Keterbetikkan jiwa yang hakiki yang mengikuti jawaban terhadap seruan ketika diserukan oleh seorang penyeru, "Wahai kuda Allah, melesatlah!" Di mana penempatan dan perjanjian terhadap jiwa untuk pergi berperang dan berperang? Di manakah kita ketika diperintah untuk berperang? Rasululloh shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda ; "Jika kalian diperintah untuk berperang, berangkatlah berperang." (HR. Imam Bukhary)
  4. Wahai saudara Islam! Kami berperang untuk melaksanakan perintah Allah agar menteror musuh(Nya), bersikap kasar kepada mereka, mengangkat kehinaan dari diri kita, kembalinya kemuliaan pada kita dan munculnya rasa takut di hati musuh-musuh kita. Sehingga kita bisa hidup dengan layak dan bisa menjaga kerusakan di bumi yang diakibatkan meninggalkan jihad.
  5. Wahai saudara Islam! Dahulu sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam membawa jiwa mereka di atas telapak tangan mereka mencari kematian yang merupakan sebuah keyakinan untuk meninggikan kalimat Allah. Sampai orang yang di beri 'udzur oleh Allah pun berlomba untuk jihad. Imam Ibnu Mubarak mengeluarkan (kisah) dari 'Athiyyah bin Abu 'Athiyyah bahwa dia melihat 'Abdullah bin Ummi Maktum radhiyallahu 'anh padahal beliau adalah orang buta, pada suatu hari di hari-hari perang al-Qadisiyyah, beliau membawa baju besi yang lebar beliau seret ke barisan dalam medan jihad.
  6. Wahai saudara iman! Jihad adalah amal yang tidak bisa ditandingi dengan amal shalih apapun.
  7. Aku katakan kepada orang-orang yang masuk ke dalam jama'ah-jama'ah Islam sebagai sebab untuk membela din (agama) ini, kepada orang-orang yang memiliki niat yang baik, apabila yang diinginkannya itu tidak ada (dalam jama'ah yang dimasukinya), carilah jama'ah (lain) yang mengangkat syi'ar Islam sesuai dengan manhaj Ahlus Sunnah, ilmu dan amal-nya. Carilah jama'ah yang menjadikan langkah dan perjalanan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai manhaj dan perilaku-tindakan. Carilah jama'ah yang memiliki prinsip-prinsip landasan sesuai prinsip-prinsip landasan Islam, sesuai prinsip-prinsip landasan yang dimaksud Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana yang dipahami oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan sahabat-sahabatnya yang mulia. Carilah sebuah jama'ah yang menggabungkan antara 'ilmu, da'wah dan jihad, tanpa meniadakan salah satunya atau menyimpangkan ma'na-ma'nanya. Bahkan Anda harus ber'amal sesuai dengan apa yang dilakukan nabi dan sahabat-sahabatnya tanpa tahrif (penyimpangan) dan ta'thil (peniadaan).
  8. Adapun kalian wahai para ulama' yang jujur! Hendaklah kalian menjelaskan kepada ummat mengenai permasalahan-permasalahan iman dan kufr, permasalahan-permasalahan nama-nama dan hukum-hukumnya, permasalahan-permasalahan tauhid dan syirik, mengenai millah kakek moyang kita Ibrahim, mengenai hukum Islam terhadap sekulerisme dan antek-anteknya, mengenai hukum Islam terhadap pemerintahan-pemerintahan yang loyal terhadap yahudi dan nashrani, dan mengenai hukum bekerjasama dengan mereka menurut petunjuk kalimat "Laa Ilaaha Illallah"
  9. Wahai ulama' ummat! Jangan kalian larang melirik pada study sirah (sejarah) Abu Bakr as-Shidq radhiyallahu 'anh dan orang-orang jujur yang melalui manhaj beliau.
Wahai ulama' ummat! Cukuplah kalian diam pada masa ummat ini dikoyak-koyak dan pada masa kaum ruwaibidhah berbicara.

No comments:

Post a Comment