Thursday, December 3, 2009

Kondomisasi 100% Untuk HIV/AIDS ; Solusi Rusak Titipan Barat Buah Sekularisme Mengancam Generasi

Syabab.Com - Tahukah Anda, ternyata solusi-solusi rusak dari peradaban kapitalisme, sekularisme tiada henti dipaksakan ke negeri-negeri Muslim. Sebut saja, solusi untuk penanggulangan HIV/AIDS melalui kondomisasi 100%. Solusi tersebut, bukannya memberantas malah melegalkan perzinahan yang akan mengundang murka dari Yang Mahakuasa. Peringatan Hari AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember merupakan momentum rutin yang digawangi UNAIDS untuk mempopulerkan program global penanggulangan HIV AIDS.

Dengan dalih untuk mengatasi laju epidemi HIV/AIDS yang telah mengancam nyawa manusia, UNAIDS menyeru Negara- Negara anggota untuk melaksanakan program penanggulangan HIV AIDS AIDS melalui kondomisasi 100%, dan harm reduction yang meliputi substitusi metadon (narkoba turunan heroin), pembagian jarum suntik steril serta hidup sehat dengan ODHA.

Solusi Keliru, Mengapa Dijalankan?

Kebijakan Penanggulangan HIV-AIDS di Dunia dan Indonesia yang keliru dan bahaya terus digelorakan. Diantara program-program yang masuk dalam area pencegahan pada Strategi Nasional Penanggulangan HIV-AIDS adalah: kondomisasi, Subsitusi Metadon, Pembagian Jarum Suntik Steril dan Hidup sehat bersama ODHA. Program-program ini secara hakiki ternyata tidaklah mampu menghilangkan penyebaran HIV/AIDS, bahkan berpotensi untuk mempertahankan keberadaan penyebaran virus ini tetap ada di sekeliling kita.


Penanggulangan HIV/AIDS kondomisasi, Subsitusi Metadon, Pembagian Jarum Suntik Steril dan Hidup sehat bersama ODHA, sebenarnnya tidak realistis dan tidak rasional. Paradigma yang dibangun adalah paradigma sekuler yang menjauhkan kehidupan dunia dari agama dan liberal yang menjadikan kebebasan individu. Termasuk di dalamnya kebebasan seksual dan tindakan penyalahgunaan NAPZA. Kepedulian tersebut tidak akan pernah menyelesaikan masalah HIV/AIDS, karena tidak memberantas tuntas penyebab penting dari merebaknya HIV/AIDS yaitu perilaku seks bebas dan penyalahgunaan NAPZA.

Sangatlah jelas program penanggulangan tersebut lahir dari paradigma liberal yang mengandung racun berbahaya, karena telah membiarkan serta memfasilitasi seks bebas dan penyalahgunaan narkoba. Sehingga wajar jika jumlah pengidap HIV/AIDS bukannya menurun, tapi justru semakin meningkat dan merajalela. Terbukti pada bulan Juni 2009 pengidap HIV AIDS di Indonesia mencapai 17. 699 orang yang menyebar di seluruh provinsi. Bahkan saat ini, Indonesia terkatogi Negara dengan laju penyebaran HIV/AIDS tertinggi di Asia.

Akar Merebaknya AIDS/HIV

Harus diingat, bahaya HIV/AIDS yang saat ini mengancam generasi muda lantaran maraknya gaya hidup bebas yang berkedok HAM dan Demokrasi. Bagi mereka yang beriman, akan disadari bahwa munculnya HIV/AIDS ini tidak lepas dari peringatan Allah SWT karena kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia, sesuai yang tercantum dalam Hadist Rasulullah SAW yang berbunyi, “Tidaklah kekejian (perzinaan) mencul pada suatu kaum dan mereka melakukannya secara terang-terangan, kecuali akan muncul berbagai wabah dan berbagai penyakit yang belum pernah terjadi pada orang-orang sebelum mereka…” (HR. Ibnu Majah)

Anehnya, kerusakan dari solusi liberalisme tersebut ditelan mentah-mentah oleh berbagai pihak. Alih-alih negeri Muslim mengambil solusi Islam untuk menghentikan kerusakkan ini dengan memberantas pergaulan bebas dan perzinahan, yang terjadi malah ikut serta agenda kafir barat yang penuh bahaya tersebut.

Generasi Muslim hari ini benar-benar berada dalam cengkraman bahaya akibat sekularisme kapitalisme yang digelorakan oleh para pengagumnya. Perusakkan generasi tersebut dilakukan mulai dari hiburan, perusakkan keluarga Muslim, pakaian ala barat hingga kesenangan dan idola yang salah. Generasi kita juga telah sengaja disibukkan dalam kontes-kontes maksiyat. Sementara dalam aspek pendidikan, sistem sekularisme baik melalui kurikulum atau kegiatan yang mengatasnamakan kegiatan sekolah telah mencabut identitas muslim dari generasi kita. Dalam bidang sosial, solusi kondomisasi 100% yang dikampanyekan oleh para penggemar maksiyat memperlihatkan dengan jelas solusi rusak yang mengancam generasi kita.

Buang Solusi Rusak, Ambil Solusi Islam

Sudah saatnya ummat memahami dengan terang, bahwa tidak ada kebaikan sedikitpun dari sistem sekularisme, liberalisme yang mengatasnamakan HAM dalam menanggulangi HIV/AIDS, bahkan dibalik semua itu semakin menjerumuskan ummat ke dalam jurang kehinaan dan kemusnahan. Oleh karena itu, diperlukan segera upaya pencerdasan terhadap ummat untuk menyelamatkan generasi dari bahaya merajalelanya HIV/AIDS dan liberalisasi seks serta ancaman genosida.

Satu-satunya solusi bagi kaum Muslim dan negeri ini adalah kembali kepada tatanan sistem Islam yang berasal dari Tuhan Pencipta Manusia dan Alam Raya ini. Sistem inilah yang akan diterapkan oleh Khilafah untuk menyelamatkan generasi dari ancaman kerusakkan. Islam telah memberikan panduan jelas dalam tananan sistem sosial dan pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Lalu, masihkah diantara kita percaya pada solusi-solusi palsu liberalisme. Tentu, tidak! Hanya orang yang gemar bermaksiyat saja yang mengingkan keruskkan itu. Untuk itu, bagi siapa pun yang cerda dan berakal, sudah saatnya dunia beralih ke sistem kehidupan Islam, yaitu Khilafah Islam, sistem yang membebaskan manusia dari rasa takut, sistem pelindung masyarakat dari ancaman senjata biologis dan kuman rekayasa AS. Sistem yang mampu membebaskan generasi dari ancaman HIV/AIDS, karena sifatnya sebagai sistem kehidupan yang berasal dari Allah Swt, Rabb Yang Mahatahu. Insya Allah, Khilafah itu tidak akan lama lagi hadir.


Muslimah HTI Di Berbagai Kota Gelar Kampanye "Selamatkan Generasi dari Bahaya HIV/AIDS dan Seks Bebas"

Sebagai bentuk kepedulian terhadap persoalan meningkatnya laju HIV/AIDS yang telah mengancam manus ia, ribuan massa dari Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menggelar Aksi Peduli Generasi dengan tema "Selamatkan Generasi dari Bahaya HIV/AIDS dan Seks Bebas". Aksi besar tersebut digelar serentak di berbagai kota dan daerah di seluruh nusantara diantaranya di Jakarta, Makassar, Solo, Yogyakarta, Bandung dan daerah lainnya, Ahad, 29/11/09. "Kami mendesak setiap orang untuk mendukung penegakkan syariah dalam naungan Khilafah Islamiyyah yang akan membebaskan kita dari ancaman HIV/AIDS," kata jurubicara Muslimah HTI Febrianti Abbasuni seperti dikutip media Australia.

Kondomisasi: Solusi Liberal yang Merusak

Disebutkan juga bahwa, peringatan Hari AIDS sedunia pada tanggal 1 Desember merupakan momentum rutin yang digawangi UNAIDS untuk mempopulerkan program global penanggulangan HIV/AIDS. Dengan dalih untuk mengatasi laju epidemi HIV/AIDS yang telah mengancam nyawa manusia, UNAIDS menyeru Negara- Negara anggota untuk melaksanakan program penanggulangan HIV/AIDS melalui kondomisasi 100%, dan harm reduction yang meliputi substitusi metadon (narkoba turunan heroin), pembagian jarum suntik steril serta hidup sehat dengan ODHA.

Sangatlah jelas program penanggulangan tersebut lahir dari paradigma liberal yang mengandung racun berbahaya, karena telah membiarkan serta memfasilitasi seks bebas dan penyalahgunaan narkoba. Sehingga wajar jika jumlah pengidap HIV/AIDS bukannya menurun, tapi justru semakin meningkat dan merajalela. Terbukti pada bulan Juni 2009 pengidap HIV AIDS di Indonesia mencapai 17. 699 orang yang menyebar di seluruh provinsi. Bahkan saat ini, Indonesia terkatogi Negara dengan laju penyebaran HIV/AIDS tertinggi di Asia.

Untuk menyelamatkan generasi muda dari ancaman HIV/AIDS dan Pergaulan Bebas itu, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia serentak menyerukan penegakkan syariah dan Khilafah sebagai solusi tuntas atas persoalan tersebut.

Aksi ini diliput oleh berbagai media, termasuk juga media internasional. Media ABC News memberitakan aksi Muslimah HTI ini dengan menulis judul "Sharia supporters rally against brothels, condom". Straits Times melaporkan aksi menolak HIV/AIDS dan pergaulan bebas ini dengan menulis judul "Sharia law to stop HIV".

Media bahasa Inggris lainnya, JakartaGlobe menulis judul "Hard-Line Indonesian Muslims Seek Shariah End to HIV. Diberitakan pula, ratusan para pelajar sekolah bergabung bersama aksi Hizbut Tahrir di Pekanbaru yang menuntut pemerintah menghentikan industri seks dan drug untuk mencegah merebaknya HIV/AIDS.

Muslimah, Ibu dan Remaja Di Berbagai Daerah Ambil Bagian

Di Yogyakarta, lebih dari 500 ribu remaja puteri se-DIY ikut ambil bagian dalam long march yang digelar oleh DPD I HTI DIY, dari Masjid Syuhada menuju DPRD DIY. Saat ini dunia telah terjangkit HIV/AIDS dengan angka yang memiriskan hati. Bahkan kota Yogyakarta sendiri yang terkenal sebagai kota pelajar dan kota budaya juga mengalami peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS, DIY menempati peringkat ke-13 dalam penderita HIV/AIDS.Permasalahan utama dari semakin meningkatnya penderita HIV/AIDS ini adalah tidak diselesaikannya permasalahan ini dari sumbernya.

Di Bandung, sekitar seribuan Muslimah yang diikuti oleh para ibu dan remaja melakukan long march dari komplek ITB menuju Masjid Al-Ukhuwah, Bandung. Sebelumnya mereka menggelar orasi tepat di depan Bandung Indah Plaza, tempat yang ramai oleh dikunjungi masyarakat.

Di sepanjang jalan, ratusan peserta aksi tak hentinya meneriakkan kalimat takbir dan seruan kepada para pengguna jalan, terutama seruan kepada para penguasa untuk menerapkan solusi Islam dalam memberantas HIV/AIDS dan Seks Bebas, lantaran solusi sekuler-liberal telah terbukti gagal dan justru menambah buruk persoalan.

Disebutkan Siti, angka kasus HIV AIDS di Indonesia pada tahun 2009 jumlahnya meningkat 8 kali lipat dibandungkan tahun 2007 lalu. “Yang membuat khawatir, 79,6 persen dari 298.000 orang dengan HIV dan AIDS merupakan kelompok usia 20-39 tahun,” terangnya.

Selain itu menurutnya program kondomisasi yang dilakukan pemerintah bertentangan dengan syariah islam karena justru seakan melegalkan seks bebas. “Kondomisasi 100 persen nyata-nyata tidak melarang dilakukannya perzinahan selama menggunakan kondom,” tutur Siti.

Dalam orasinya, para orator mengingatkan bahaya HIV/AIDS yang saat ini mengancam generasi muda lantaran maraknya gaya hidup bebas yang berkedok HAM dan Demokrasi. Tak lupa, para orator juga mengingatkan bahwa munculnya HIV/AIDS ini tidak lepas dari peringatan Allah SWT karena kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia. Hal itu sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rasulullah SAW yang berbunyi, “Tidaklah kekejian (perzinaan) mencul pada suatu kaum dan mereka melakukannya secara terang-terangan, kecuali akan muncul berbagai wabah dan berbagai penyakit yang belum pernah terjadi pada orang-orang sebelum mereka…” (HR. Ibnu Majah)

No comments:

Post a Comment